Inflasi Sepanjang 2012 Hanya 4,3
Pencapaian inflasi
Indonesia tahun 2012 sangat menggembirakan. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat inflasi kurun Januari sampai Desember 2012 sebesar 4,30 persen. Dengan
besaran inflasi pada Desember sebesar 0,54 persen.
Angka pencapaian inflasi 2012 yang sebesar 4,3% ini jauh lebih rendah dari target asumsi makro dalam APBN 2012 yang mematok inflasi 6,8%.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin menyebutkan inflasi komponen inti sebesar 0,28 persen dan inflasi inti sebesar 4,4 persen.
Khusus di bulan Desember angka inflasi mencapai 0,54% yang naik dibandingkan November 2012 sebesar 0,07%.
"Inflasi tahunan 2012 tertinggi di Palangkaraya 6,73% dan Ambon 6,73% dan terendah Banda Aceh 0,06%," kata dia, di gedung BPS Jakarta, Rabu (2/12/2012).
Sementara dari semua komponen inflasi yang tertinggi di ada di Jayapura 2,57% dan Manokwari 1,89%.
Komponen pengeluaran inflasi secara umum terjadi pengeluaran, bahan makanan, perumahan, air listrik dan makanan jadi.
Angka pencapaian inflasi 2012 yang sebesar 4,3% ini jauh lebih rendah dari target asumsi makro dalam APBN 2012 yang mematok inflasi 6,8%.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin menyebutkan inflasi komponen inti sebesar 0,28 persen dan inflasi inti sebesar 4,4 persen.
Khusus di bulan Desember angka inflasi mencapai 0,54% yang naik dibandingkan November 2012 sebesar 0,07%.
"Inflasi tahunan 2012 tertinggi di Palangkaraya 6,73% dan Ambon 6,73% dan terendah Banda Aceh 0,06%," kata dia, di gedung BPS Jakarta, Rabu (2/12/2012).
Sementara dari semua komponen inflasi yang tertinggi di ada di Jayapura 2,57% dan Manokwari 1,89%.
Komponen pengeluaran inflasi secara umum terjadi pengeluaran, bahan makanan, perumahan, air listrik dan makanan jadi.
Inflasi juga menjadi
penting di daerah karena menjadi penentu dari penetapan upah. (NUR/IGW)
Inflasi Sepanjang 2013 Capai 8,38%
Maikel Jefriando - detikfinance
Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat
inflasi selama tahun 2013 di angka 8,38%. Pada bulan Desember 2013 saja,
inflasi mencapai 0,55%.
"Inflasi Desember 0,55%, inflasi selama 2013 8,38%. Tercatat di Desember inflasi komponen inti 0,45% dan inflasi inti year on year 4,98%," ungkap Kepala BPS, Suryamin di Jakarta, Kamis (2/1/2014).
Suryamin menyampaikan inflasi di Desember 2013 ini tidak terlalu berbeda dengan inflasi tahun-tahun sebelumnya. "Artinya bisa dikontrol di Desember ini," kata Suryamin.
Penyebab inflasi di Desember 2013 ini karena adanya kenaikan bahan makanan yang memberikan andil komponen inflasi hingga 0,22%. "Karena ada Natal dan Tahun Baru," tuturnya.
Inflasi terjadi di 61 kota dan 5 kota terjadi deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado 2,69% sedangkan deflasi terjadi di 4,44%.
Inflasi 8,36% Meleset dari Target 2014
"Inflasi tahun kalender Januari-Desember 2014 sebesar
8,63 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember
2013) yakni 8,36 persen," kata Kepala BPS,Suryamin dalam konferensi pers
di gedung BPS, Jakarta Pusat, Jumat (2/01/2015).
Suryamin juga menyebutkan inflasi Desember 2014 sebesar 2,46 persen di mana 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi Desember sumbangan tertinggi dari Merauke 4,53 persen dan terendah di Meulaboh yakni 1,17 persen.
"Kelompok penyumbang yang mendominasi inflasi Desember yakni transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Transportasi karena adanya impact dari kenaikan harga BBM. Serta kelompok bahan makanan juga memberi sumbangan terbesar ke dua," tukasnya.
Angka pencapaian inflasi 2012 yang sebesar 4,3% jauh lebih rendah dari target asumsi makro dalam APBN 2012 yang mematok inflasi 6,8%. Inflasi tertinggi pada tahun 2012 ada di Palangkaraya 6,73% dan Ambon 6,73% dan terendah Banda Aceh 0,06%," kata dia, di gedung BPS Jakarta, Rabu (2/12/2012). Dengan inflasi tersebut pada tahun 2012 inflasi di Indonesia cukup baik
Menurutnya, angka 2,46 persen itu disebabkan karena adanya
kenaikan seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan 3,22 persen,
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,96 persen, kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,45 persen, kelompok sandang 0,64
persen, kelompok kesehatan 0,74 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga 0,36 persen, serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Sebelum membahas kesimpulan dari inflasi pada tahun 2012,
2013 dan inflasi tahun 2014 saya akan membahas tentang pemahaman inflasi
terlebih dahulu, Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar
yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata
lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan
inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilahinflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
-
Inflasi ditahun 2012 sampai dengan 2014 tidak stabil
karena terjadi kenaikan dan penurunan pada inflasi di 3tahun tersebut, pada
tahun 2012 inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi kurun Januari
sampai Desember 2012 sebesar 4,30 persen.
-
Inflasi pada tahun 2013 cukup tinggi Badan
Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi selama tahun 2013 di angka 8,38%
tapi tidak berbeda jauh dengan inflasi pada tahun-tahun sebelumnya
-
Dan pada
tahun 2014 meleset dari target yang di asumsi atau target inflasi yang
ditekan pemerintah pada APBN 2014 sebesar 5,3 persen. Serta, target inflasi
2014 yang diperkirakan Bank Indonesia sebesar 4,5 plus minus 1 persen. Inflasi kalender
Januari-Desember 2014 sebesar 8,63 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun
(Desember 2014 terhadap Desember 2013) yakni 8,36 persen.
2. INFLASI TERHADAP SAHAM TERHADAP SALAH SATU BANK
|
Grafik Time Series
FILTER DATA | |||
---|---|---|---|
s.d. |
Bulan Tahun | Tingkat Inflasi |
---|---|
Desember 2014 | 8.36 % |
Nopember 2014 | 6.23 % |
Oktober 2014 | 4.83 % |
September 2014 | 4.53 % |
Agustus 2014 | 3.99 % |
Juli 2014 | 4.53 % |
Juni 2014 | 6.70 % |
Mei 2014 | 7.32 % |
April 2014 | 7.25 % |
Maret 2014 | 7.32 % |
Februari 2014 | 7.75 % |
Januari 2014 | 8.22 % |
Desember 2013 | 8.38 % |
Nopember 2013 | 8.37 % |
Oktober 2013 | 8.32 % |
September 2013 | 8.40 % |
Agustus 2013 | 8.79 % |
Juli 2013 | 8.61 % |
Juni 2013 | 5.90 % |
Mei 2013 | 5.47 % |
April 2013 | 5.57 % |
Maret 2013 | 5.90 % |
Februari 2013 | 5.31 % |
Januari 2013 | 4.57 % |
Desember 2012 | 4.30 % |
Nopember 2012 | 4.32 % |
Oktober 2012 | 4.61 % |
September 2012 | 4.31 % |
Agustus 2012 | 4.58 % |
Juli 2012 | 4.56 % |
Juni 2012 | 4.53 % |
Mei 2012 | 4.45 % |
April 2012 | 4.50 % |
Maret 2012 | 3.97 % |
Februari 2012 | 3.56 % |
Januari 2012 | 3.65 |
Bank Indonesia dan Inflasi
|
|
|
http://finance.detik.com/read/2014/01/02 /111855/2456381/4/inflasi-sepanjang-
2013-capai-838 http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/01/02/339812/inflasi-sepanjang-2014-sebesar-8-36-persen-meleset-dari-target
Tidak ada komentar:
Posting Komentar